Minggu, 27 Oktober 2013

SANG "MACAN KEMAYORAN"


Macan Kemayoran sekarang ini lebih dikenal sebagai PERSIJA, JAK Mania atau Salah satu Organisasi yang ada di Kemayoran. bahkan anak sekolah sekarang pun banyak yang tidak tahu kalau “Macan Kemayoran” adalah julukan seorang Murtado pemuda kemayoran yang terkenal dalam “maen pukulan”. Sungguh ironi bagi masyarakat kemayoran yang seharusnya tahu cerita rakyat di wilayahnya.
Ali Zainudin Alias Murtado panggilan sehari-harinya. dia hidup pada abad ke18. Ayahnya adalah bekas seorang lurah di daerah tersebut. Karena sudah tua, kedudukannya digantikan oleh orang lain. Murtado mempunyai sifat-sifat yang baik, tidak sombong, baik kepada anak kecil, hormat kepada orang tua dan senantiasa bersedia menolong orang-orang yang mendapat kesusahan. 
Di samping itu dia tekun menuntut ilmu agama, mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu bela diri dan sebagainya. Oleh karena sifat-sifatnya yang terpuji itu, maka Murtado disenangi oleh penduduk di kampung tersebut.
Ketika itu, keadaan masyarakat di daerah Kemayoran tidak tenteram. Penduduk selalu diliputi rasa ketakutan, akibat gangguan dari jagoan-jagoan Kemayoran yang berwatak jahat ataupun gangguan dari jagoan daerah lainnya yang datang ke daerah ini untuk mengacau atau merampas harta benda penduduk, kadang-kadang mereka tidak segan-segan membawa lari anak perawan ataupun istri orang yang kemudian diperkosa dan kalau melawan disiksa dan dibunuh. Murtado membela masyarakat kecil dari penindasan kompeni dan Murtado melakukan aksinya mencuri untuk kepentingan kaum miskin dan tertindas.
Dalam buku "Cerita Rakyat Daerah DKI Jakarta" terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982 diceritakan soal keberpihakan Murtado kepada rakyat kecil.
Salah satunya ketika Murtado melawan Mandor Bacan. Bacan adalah seorang jago yang mengabdi kepada kompeni Belanda. Saat itu Bacan tengah mengintimidasi warga yang tengah menghitung hasil panen.
Hal itu menyulut kemarahan Murtado. Akhirnya, terjadilah duel antara keduanya yang kemudian dimenangkan oleh Murtado. Tak mau menerima kekalahan, Bacan kemudian meminta bantuan Bek Lihun.Sama seperti Bacan, Lihun merupakan seorang jago yang menjadi kacung Kompeni Belanda. Meski perkelahian tak seimbang terjadi, Murtado akhirnya berhasil mengalahkan Mandor Bacan dan Bek Lihun.
Karena aksi yang dilakukan sangat berani seperti macan maka Murtado mendapat julukan "Macan Kemayoran" dan kemudian namanya di kenal sekota Batavia maka masyarakat memberi Julukan "Macan Betawi". Nama Murtado diabadikan menjadi jalan dan gang di Ibukota seperti di dekat Fly Over Jalan Pramuka Raya.

Dan Kemudian julukan "Macan Kemayoran" berubah menjadi MACAN JAKARTA diabadikan buat julukan klub kesayangan Ibukota Jakarta yaitu "PERSIJA JAKARTA". Menjadi harapan semua pecinta Persija agar dalam mengarungi kompetisi sepakbola di tanah air Persija dapat tangguh dan menjadi Macan yang siap menerkam semua lawan-lawannya.

PERSIJA MACAN KEMAYORAN

2 komentar:

  1. Nice post...
    kanjungan balik ya..
    http://abinsure.blogspot.com/

    follback dong hehe..

    BalasHapus
  2. Gan photonye sebaiknye di ganti aja, kecuali kalo agan keluarga murtado ye gpp

    BalasHapus